Semut

Suatu ketika seekor semut berjalan sendiri ditengah malam, dia mendapati pantulan cahaya dari sudut bebatuan di ujung jalan. Dia menelisik, mendekatinya dan sadar, bahwa itu adalah sebuah kaca dan tinta dengan sudut dibawahnya bertuliskan “Jika dia masih ada, apa yang ingin kau sampaikan?”

Si semut kecil itupun mengambil tinta dan mulai menulis…

“Sudah bertahun lamanya cerita itu berlalu, meninggalkan kisah dan kenangan lucu ketika aku mengingatnya. Masa yang kita sama-sama layaknya seperti semut muda, penuh semangat juga ambisi untuk mengejar banyak mimpi.

Aku sebenarnya tidak benar-benar merindukannya, namun juga tidak benar-benar melupakannya. Dia adalah bagian dari perjalanan, yang sampai kini membuatku berkaca ketika kembali tergambar.

Aku ingat tentang beberapa mimpi yang pernah kusampaikan, dan kau dengan semangat mengaminkan, bahkan berulangkali mengingatkan ketika aku sudah mulai lupa pada yang kuimpikan.

Dan sebaliknya, saat ini aku benar-benar baru sadar, bahwa aku tidak benar-benar tahu apa mimpimu, aku lupa makanan kesukaanmu, dan bahkan aku hampir lupa apa warna favoritmu, hal remeh yang seharusnya di-ingat oleh orang yang dulu pernah sedekat itu.

Aku memang payah, terlalu fokus pada diri sendiri, dan abai padamu yang saat itu mendukungku sepenuh hati.

Tapi apa kau tahu beberapa mimpi yang dulu pernah aku ceritakan padamu?, kini entah kemana perginya, dia menghilang dari singgasana, yang saat ini hanya terisi dengan lumpur kotor penuh cela.

Tuannya tersesat didunia, dia terlena dengan alunan musik fatamorgana yang menuntunnya pada kebahagiaan yang fana, dan sayangnya dia sudah tahu itu namun tak kunjung beranjak jua.

Diamnya bukan karena tak bisa berbuat apa-apa, namun ternyata dia diam-diam memang menikmatinya, meski sebenarnya hati kecilnya berteriak untuk segera lepas landas dari lembah penuh upas.

Apakah memang sudah tidak ada harapan lagi untuk semut yang tenggelam di lumpur hidup?
Dia hilang semangat dan putus asa, menjalani hidup apa adanya, bernafas karena memang masih hidup saja?

Seharusnya tak seperti itu bukan?, Mungkin jika kau masih ada, kau akan berkata
“Gak boleh gitu, Ayo, pasti bisa!!”

Semut itu menatap kaca, dia melihat dirinya yang kini rapuh dan hilang arah, dia ingin menata kembali hidupnya, namun merasa kesulitan karena seringkali godaan setan datang dan dialah yang menang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top